Syair Penantian Rasa Tak Berujung

07.13


Oke melengkapi postingan sebelumnya yang Pantun Patah Hati, aku juga pernah merumuskan sebuah syair, yang aku kerjakan di saat kritis mau mengumpulkan tugas bahasa indonesia, meskipun dalam waktu singkat, tapi isinya ga jelek amat kok, dan ga bagus amat juga :P

Dan inilah mahakarya syair frondyff
Wahai dinda sang permata intan
Dengarkan rintihan dalam kesenyapan
Tusukan perih hinggap ke perasaan
Tentang rasa yang tak tergantikan
Seakan-akan dinda membuka hati
Membuat hamba mengangkasa tinggi
Rasa itu semakin menyinari


Membuat hamba tak sadarkan diri
Pesona dinda sudah membuat buta
Hamba sudah jadi peminta-minta
Berharap cinta yang sebenarnya
Bermimpi kita bersanding bersama
Namun takdir tidak setuju
Dan waktu jadi membisu
Yang hamba impikan hanya semu
Semua itu hanya harapan palsu
Cinta sejati tinggal impian
Hamba terserak berantakan
Nafas tersengal menanggung beban
Hingga tak tahu arah jalan
Namun hamba seperti orang dungu
Tak bisa lepas cinta yang dulu
Terjebak lagi dalam rasa semu
Dan hanya bisa menunggu
Rasa itu terus membimbing
Semakin hari semakin berdenting
Bahkan sampai samudera mengering
Hamba tetap tak bisa berpaling

Namun biarlah hamba menunggu
Sampai tak ada yang tahu
Karena engkau sang dindaku
Tak akan pernah lekang oleh waktu


Tentang isinya itu fiktif kok, aku gak nunggu siapa-siapa. Palingan kalau nunggu ya nunggu angkutan umum, nunggu tukang makanan, ga pernah nunggu seseorang seperti di syair dia atas ( lie detected :D)

frondyff

You Might Also Like

0 komentar