Kami siap menggantikan mereka
09.54Tugas PK2MU
Realita yang ada saat ini dapat
kita lihat, masyarakat mulai tidak percaya lagi pada pemimpinnya. Krisis ini
terus berkelanjutan, hingga saya saksikan sendiri dalam waktu dekat ini dalam
Pilgub Jawa Timur, KPU menyatakan bahwa tingkat partisipasi masyarakat Jawa
Timur dalam pilkada kali ini rendah .Golongan putih atau golput semakin
meningkat. Ternyata fakta ini tidak ditemukan di Jawa Timur saja , beberapa
daerah juga mengalami hal yang sama.
Akan diprediksi bahwa ini akan
berlanjut menjadi krisis kepercayaan nasional pada pemilu 2014 nanti. Beberapa
capres yang sudah terang-terangan mempromosikan diri mereka belum memuaskan
masyarakat. Bahkan pada beberapa survey, tingkat golput ataupun yang belum
dapat memutuskan masih cukup besar. Ini membuktikan bahwa figure-figur tersebut
belum mampu meyakinikan masyarakat, mereka bahkan mampu membuat masyarakat
percaya pada solusi-solusi yang mereka tawarkan.
Dalam hal ini masyarakat juga tidak
bisa dipersalahkan,seorang pemimpin sejati yang diharapkan masyarakat harus
mempunyai aspek moralitas dan religiusitas yang baik. Nyatanya sekarang banyak
politisi yang bertindak secara “cacat moral”.
Ya mereka yang sekarang duduk sebagai pemimpin di berbagai lini sedang mengalami krisis moralitas.
Ya mereka yang sekarang duduk sebagai pemimpin di berbagai lini sedang mengalami krisis moralitas.
Banyak pemimpin yang melakukan
tindakan di luar moral. Jika moral berhubungan dengan batasan-batasan dan rasa
malu, berarti tindakan mereka kini sudah di luar batas dan tidak punya rasa
malu. Jika terus dibiarkan terus seperti ini, fenomena “cacat moral” ini akan
menjadi biang kehancuran bangsa dan menggerogoti bangsa ini dari dalam.
Begitupun dengan aspek religiusitas
yang berkaitan dengan penghayatan dan implementasi nilai agama dalam dimensi
kehidupan. Mungkin dari luar para pemimpin itu terlihat seperti memiliki
religiusitas dan moralitas yang baik, namun perilaku mereka justru jauh dari
nilai-nilai religiusitas dan moralitas. Tindakan yang dilakukan seolah
menganggap factor religiusitas bukanlah hal penting dan berkata tidak usah sok
suci.
Lalu bagaimana caranya agar bangsa
ini bisa keluar dari krisis yang membelit. Altenatifnya tentu dengan
memunculkan sosok pemimpin yang memiliki moralitas yang baik yang dapat
mempertanggungjawabkan nilai-nilai agama yang sudah ditentukan dan
mengimplementasikannya kepada masyarakat.
Lalu darimana sosok itu muncul?
Apakah dari generasi yang sudah berkuasa sekarang? Jawabannya tidak, sosok itu
dating dari generasi baru, para pemuda dan mahasiswa. Bukankah lebih mudah
untuk membentuk moral generasi muda daripada membenahi moral generasi tua yang
sudah bobrok dan dalam hal ini mahasiswa berada di garda terdepan dalam proses
pembaruab bangsa.
Peran dan tanggung jawab mahasiswa
dalam masyarakat sudah jelas dan dapat dipaparkan menjadi 3 fungsi yaitu agent
of change,social control dan iron stock. Pe,ikiran mahasiswa yang kritis dan
objektif membawa solusi-solusi baru dalam penyelesaian masalah . Dalam perannya
sebagai agent of change, mahasiswa sebagai agen perubahan bisa memberi ide-ide
kepada masyarakat untuk mendapatkan solusi.
Sebagai social control, mahasiswa
tentu tidak akan tinggal diam jika di
lingkungan sekitar mereka terjadi ketidakadilan ataupun ketimpangan social.
Mereka akan melakukan berbagai upaya dan aksi untuk mendesak kalangan atas agar
masalah dapat diselesaikan. Meskipun sering pemikiran kritis dari mahasiswa ini
membuat kalangan berkuasa gerah dan cenderung tidak suka dan mangacuhkan aksi
mereka.
Dari kedua fungsii ini , sudah
melatih aspek moralitaas mereka dan pengabdian mahasiswa pada masyarakat juga memupuk
aspek religiusitas mereka untuk peduli sesame dan mengimplementasikan
nilai-nilai religius yang sudah didapat. Karena fungsi ini mahasiswa yang
terakhir adalah mahasiswa sebagai iron stock. Calon pemimpin bangsa akan dating
dari para mahasiswa ini, generasi pembaru akan muncul di tengah-tengah dari
kalangan ini.
Tak ada yang abadi, generasi lama
akan segera pergi karena memang semua ada masanya dan generasi baru ini sudah
bersiap menggantikan. Dengan proses yang sudah dialami oleh para mahasiswa, aspek
moralitas dan religiusitas yang didamkan masyarakat pada calon pemimpin baru
ini akan segera terwujud. Bangsa kita akan terlepas dari krisis moralitas dan
bersiap menyongsong hari baru yang lebih cerah.
Oleh karena itu mahasiswa pupuklah
dari sekarang nilai moral dan religious yang baik karena sebagai generasi
ybaru, calon pemimpin, kita akan siap menggantikan generasi lama. Indonesia
baru yang lebih baik ada di tangan kita para mahasiswa. Ya , kami siap
menggantikan mereka.
0 komentar