Pelan Tapi Pasti (Kisah dua tahun di Telkom Indonesia)

17.16

Berada di unit terdepan dan terkecil perusahaan ini membuatku semakin bangga bahwa aku ditempatkan bukan untuk main-main, tapi dititipi harapan menjadi tumpuan masa depan.

Hampir 2 minggu ini agenda virtual webinar dan virtual training mengisi penuh hari-hariku, Kerasa banget sih mata jadi perih karena mantengin layar seharian hehe. Bulan oktober ini intensitas hujan makin tinggi, hawa sejuk yang terasa kadang menjadi penggoda bagi mata ini untuk tertutup pelan-pelan, virtual training kadang jadi menjemukan wkwk, maaf ya para trainer, aku tetap berusaha fokus kok. 

Langit  cerah masa depan

Tak terasa sudah 2 tahun aku berada di dalam sebuah institusi yang disebut-sebut menjadi tumpuan transformasi digital bangsa ini. Setidaknya itulah yang dikatakan bung Erick Thohir ketika memasukkan mas Fajrin sebagai salah satu direktur. Sebuah harapan yang tentu punya dasar, perusahaan ini selalu punya cara untuk menghadapi perubahan yang ada.

Teman-teman pembaca blog pasti seringnya mampir ke sini karena tulisan yang pernah kubuat di sini (Seleksi GPTP 7 Telkom). Sampai saat ini postingan itu masih menjadi top post untuk menarik traffic di blog ini hehe, kalau postingan yang lain cuma curhatan dari aku aja wkwk. Lalu udah ngapain aja sih setelah 2 tahun di Telkom ini, mari sejenak memanggil memori itu. 

Pada mulanya adalah mendoan
Masa dinasku terhitung dari 1 Oktober 2018, pertama kali menjejak Purwokerto membuatku mengerti bahwa ini adalah tempat yang cukup jauh kalau misal mau mudik, 10 jam perjalanan harus ditempuh ketika nanti mau balik ke rumah. Makanan yang khas disini adalah mendoan, bentuknya yang tipis dan digoreng namun tetap dipertahankan sedikit lembek agar makin maknyus, kalau aku bilang sih dibiarkan belum matang banget, sama seperti aku yang datang ke sini masih dalam kondisi setengah matang, karena yang aku punya hanya teori dan konsep yang diajarkan di Telkom Corpu.

Mendoan kriuk baturraden paling joss

Di sini aku mulai beradaptasi pelan-pelan. Berstatus sebagai karyawan dalam masa percobaan waktu itu membuatku mau tidak mau harus menangkap berbagai informasi sebanyak dan secepat mungkin. Untung saja warga Witel Purwokerto ini menerima dengan baik apa yang menjadi kepolosanku waktu itu. Ditempatkan di unit support membuatku belajar banyak hal tentang teknis dan IT tools. Seiring berjalannya waktu, status karyawan percobaan berubah menjadi karyawan tetap yang artinya kini kontribusi dan effortnya sudah harus full. Disinilah aku dikondisikan dan dibentuk untuk menjadi orang yang harus cepat belajar. 

Berdansa di lantai dinamika
Menariknya dalam setahun di Purwokerto aku sudah dua kali mengalami pindah unit, yang aku cukup sayangkan waktu itu, aku masih belum terlalu dalam untuk explore di unit sebelumnya. Hal ini sempat membuatku merasa bingung dan kelelahan ketika harus belajar lagi dari awal tentang unit yang baru. Puncaknya tentu saja saat harus pindah ke lokasi Datel Banjarnegara. Tentu saja saat itu aku cukup terkejut, apalagi harus segera pindah tempat tinggal dan harus segera penyesuaian kembali ke tempat baru. Penugasan di sebuah datel menjadi hal yang cukup kompleks, karena disini hampir semua bagian aku menjadi terlibat di dalamnya. Namun, ini mengingatku ke tempaan yang sempat diajarkan saat bintal dulu. Dinamika itu pasti, mereka yang tidak cepat adaptasi pasti hanya bisa menjadi penonton, aku memilih untuk berdansa di lantai dinamika itu.

Menjiwai inovasi
Selain di operasional, aku berkesempatan juga untuk belajar menumbuhkan jiwa inovasi di program digital AMOEBA. Bersama 2 teman yang lain, proposal ide kami kirimkan. Ternyata kami waktu itu bisa melaju terus sampai ke tingkat nasional. Setidaknya bisa sampai di lihat jajaran top leader lah ya waktu itu. Belajar membagi waktu antara proses berinovasi dan operasional membuat aku sadar bahwa disiplin adalah kunci. Sebagus apapun rencana kita tapi kalau eksekusinya tidak disiplin pasti akan menghasilkan result yang kurang bagus. Inovasi kami memang melaju sampai nasional tapi untuk implementasi masih belum sesuai harapan kami. Tidak apa-apa, jiwa inovasi harus terus berkobar. Individu-individu dengan jiwa inovasi menjadi sumber daya berharga bagi perusahaan yang juga menjalani transformasi ini.
Bisa rasain ga jiwa inovasi kami yang membara ? Hehe

Nyawa dan harapan
Di unit sekarang aku bertugas masih banyak tantangan yang di hadapi. Berada di unit terdepan dan terkecil perusahaan ini membuatku semakin bangga bahwa aku ditempatkan bukan untuk main-main, tapi dititipi harapan menjadi tumpuan masa depan. Untuk itu aku memilih memberi nyawa pada harapan itu, membuatnya hidup untuk bergerak dan benar-benar terwujud di masa depan. Tentu saja tidak mudah tapi bukan berarti tidak mungkin.

Training virtualku masih berlanjut dua hari lagi, hal ini menjadi pelengkap dari latihan sehari-hari yang ku alami. Dua tahun ini sudah banyak yang aku pelajari, pelan tapi pasti, aku berusaha terus menjadi lebih baik dari kemarin. Tahun-tahun mendatang tentu masih akan diisi banyak pelajaran yang menjelang.
Selamat berakhir pekan, kalau musim hujan gini lebih enak di kosan aja kali yaa. 


Di tepinya sungai serayu,
frondyff

You Might Also Like

1 komentar

  1. Permisi kak, saya nemu blog kakak ini dan ada tulisan soal perjuangan kakak masuk Telkom, disana juga dicantumkan essay kakak dulu yang kakak submit ketika rekrutmen. Boleh saya minta essay tersebut kak? Untuk referensi saya. Terima kasih. Ini email saya yuschamajid@gmail.com

    BalasHapus