Apapun yang berlebihan tidak baik:apalagi berlebihan mikirin dia (juga mereka)
21.10
Tiba-tiba datang sebuah pesan masuk di salah satu layanan messenger, cuma manggil nama aja "Frondy", entah kenapa otomatis langsung dag-dig-dug yaa, pernah kayak gitu juga ? lansung deh overthinking. Salah ga sih ?
Entah kenapa kalau ada pesan masuk yang cuma manggil nama itu kadang bikin geregetan ya, langsung mekanisme cara berpkirku jadi langsung overthinking gitu, kayak tiba-tiba mikir, ada urusan apa yang belum selesai ya sama ini orang, aku masih hutang apa yaa, orang ini tiba-tiba kok chat sih ada apa nih? kok tiba-tiba aja.
Udah gitu, ga ada pesan tambahan lainnya lagi, makin deg-degan kan, yaudah auto ga aku baca, tapi masih mikirin hehe
Udah gitu, ga ada pesan tambahan lainnya lagi, makin deg-degan kan, yaudah auto ga aku baca, tapi masih mikirin hehe
pinginnya ga dibaca aja, tapi kepikiran terus |
Sebenernya itu cuma satu kejadian yang memicu kebiasaanku overthinking, beberapa orang yang mengenalku pasti paham kalau aku itu decision making nya agak lama, selalu banyak pertimbangan yang aku buat, terlalu banyak alternatif pikiran dan simulasi peristiwa hehe. Sampai kemudian aku mulai coba mengurangi itu, karena aku rasa kebiasaan ini bisa bikin energi terkuras pelan-pelan.
Apalagi di situasi kayak gini ya, lihat berita orang yang positif corona bertambah, mikir berlebihan. Lihat sikapmu mulai berubah, mikir berlebihan lagi..eeaaa.
Jadi ada beberapa hal yang aku lakukan untuk mengurangi kebiasaan ini. Dari buku karangan Dale Carnegie yang berjudul How to Stop Worrying and start living aku dapat beberapa insight soal mengurangi kecemasan dan berpikir berlebihan, beberapa aku mau share di sini.
Tidak selalu benar
Pasti pernah mengalami kejadian yang awalnya kita pikir akan berjalan menakutkan tapi ternyata setelah dilewati tidak buruk-buruk amat dan menakutkan banget, misalnya pas mau presentasi sidang akhir atau ketika akan direview sama atasan soal pekerjaan, mikirnya di awal pasti udah jelek banget ,kurang siap lah, kurang maksimal lah dan lain sebagainya, tapi pas udah berjalan jadinya malah kita bisa lebih enjoy dan lagi-lagi tidak se-menakutkan yang kita pikirkan. Hal seperti ini bisa menunjukkan kalau overthinking di awal itu tidak selalu benar, maksudnya worst case scenario kemungkinannya akan selalu kecil terjadi, beberapa kali sudah terbukti dan aku alami. Katakan dalam hati sebelum apapun itu "my overthinking is not telling the truth", kata-kata ini sempat aku jadikan postingan di story IG aku sebagai pengingat.
sengaja dibuat berulang-ulang ,soalnya kata yang buat overthinking sering berulang-ulang, gitu kan? (source : ig alvisyhrn) |
Terima saja dan putuskan segera
Karena memang tidak semuanya ada di kontrol kita. Beberapa hal yang di luar kendali kita seperti pikiran orang lain, apa yang orang lain katakan ataupun faktor eksternal lainnya sering menjadi sumber pikiran berlebihan. Mari menyadari bahwa apa yang ada dalam kendali kita adalah respon kita, ucapan kita, dan tindakan kita. Jadi sekarang, kalau ada suatu peristiwa, aku berusaha menerima dan menyadari semuanya, meyakinkan bahwa aku sudah berusaha maksimal dan merespon dengan tidak mengedepankan ketakutan berlebihan.
Yang menjadi tempat kita terjebak adalah di pemikiran "Bagaimana jika..", dalam porsi berlebihan, itu lagi-lagi menjadi hal yang menguras energi, sibuk memikirkan hari esok, lupa bergerak di hari ini hehe.
Terima saja, jalani dan putuskan segera apa yang akan kita lakukan menghadapi itu, kendalikan apa yang memang ada dalam kendali kita.
Tidak semua harus dipenuhi harapannya
Ada sebuah quote kayak gini "No matter how much you try, you can't make everybody happy.". Setuju banget, ketika kita melakukan sesuatu dengan maksimal pasti tidak semua harapan bisa kita penuhi. Pasti ada yang tetap merasa kurang dan kurang. Dari buku The Courage to be disliked karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga juga ada penjelasan yang bagus, bahwa setiap orang punya separated task, jadi kita tidak harus mengerjakan yang bukan task kita, bukan berarti ini kita akan pilih-pilih tugas ya, kerjakan hal yang menjadi bagian kita dan ingat tujuannya bukan cari reward dari orang lain, inilah yang jadi sumber kebiasaan overthinking juga, melakukan sesuatu hanya untuk dapat pengakuan. Sekali lagi, menyenangkan semua orang bukan jadi tugas kita.
layer overthinkingnya bisa ratusan (source: ruinmyweek.com) |
Banyak bersyukur
Aku tahu ini akan sangat klise jika diletakkan disini, tapi memang ini sebuah penjelasan ampuh untuk mengurangi kebiasaan overthinking. Banyak hal kecil yang ternyata kita lewatkan, kekurangan diri menjadi fokus kita, hingga lupa bahwa kita punya kelebihan dan lingkungan yang suportif. Aku tahu kalau di saat-saat yang nyaman dan bahagia pasti mudah mengucap syukur, tapi kalau saat sulit bagaimana ? harus tetap bersyukur guys (walau berat), mengucap syukurlah dalam segala hal. Untuk itu aku mulai rutin mengisi gratitude journal lewat aplikasi Presently. Setiap hari setidaknya pasti ada yang bisa disyukuri meskipun kita dalam masa-masa sulit. Coba deh buat gratitude journal versi kamu sendiri !
Tampilan Presently, bikin senyum-senyum sendiri pas baca, ternyata banyak yang bisa disyukuri |
Jadi itu beberapa hal yang sekarang sedang aku lakukan agar kebiasaan ini mulai berkurang, setidaknya sudah tidak separah waktu dulu
Pernah mengalami hal yang sama ? atau teman-teman punya cara yang lebih ampuh nih, boleh kalau sharing juga disini.
Oh iya catatan buat yang suka masih chat panggil nama doang tanpa kasih tambahan pesan berikutnya, pliss tobat ya guys, langsung sertain contentnya kalau mau chat, aku masih selalu deg-degan kalau ada yang chat gitu doang bahkan dari siapapun itu hehe.
Yang berusaha tidak khawatir berlebihan,
frondyff
0 komentar