Jaga jarak untuk jaga kamu

17.10

Hello teman, bagaimana hari-hari kalian berjalan ? gelisah ? bosan? hampir gila? 😀
Setelah di 2019 aku belum bercerita apapun disini, tiba-tiba tergerak bercerita karena semua yang terjadi akhir-akhir ini. Memang tidak akhir-akhir ini sih, sejak akhir tahun 2019 sudah ada berita tentang wabah ini, hanya saja baru terasa sampai di sekitar kita masing-masing di sebulan terakhir 

Sudah rindu ke siapa dan apa saja nih ? 
sama disini , semua memang terasa beda ketika suasana kayak gini, jalan-jalan menjadi sepi.
Rindu kumpul-kumpul, rindu jalan-jalan liburan, rindu pingin pulang, rindu kamu(?).
Oke, bagi yang membaca ini di masa depan, jadi di awal 2020 ini terjadi sebuah pandemi guys, sudah menyebar di berbagai belahan dunia dengan jumlah kasus 1,607,913 yang terjadi (per 10 April 2020) menurut web worldometer. Tapi aku yakin pandemi ini akan kita lewati sih, dalam sejarah manusia kita sudah pernah melewati berbagai pandemi seperti yang dituliskan di kompas berikut ini . Tetap optimis ya guys ,jangan menyerah di awal dulu, bisa, bisa pasti bisa (samar-samar jargon target sebuah perusahaan terdengar).

Defining "New Normal"
Sebenarnya bila kita amati, adanya pandemi ini memaksa mengubah segala bentuk yang tradisional menjadi digital, seperti bekerja dari rumah, belajar dari rumah, bikin ribut dari rumah(netizen sudah sering sih kalau yang ini hehe). Sepertinya keadaan memaksakan seleksi alam dengan cepat, beberapa perusahaan yang masih nyaman dengan cara kerja tradisional mendadak tersentak karena perubahan ini. Beberapa sektor yang berhubungan dengan pariwisata dan transportasi merasakan imbas yang paling terasa karena adanya kebijakan karantina wilayah seperti ini.
Profile picture yang aku pakai di messenger operasional kerjaan, cukup memberi pesan belum gambarnya ?


Bagaimana dengan dirimu sendiri ?
Adaptasi apa yang sudah kamu lakukan dengan keadaan ini ?
Menariknya, aku sendiri sempat mengalami keadaan limbung ketika harus karantina diri di dalam kosan (karena dihimbau untuk tidak mudik). Hampir lebih dari 2 minggu di dalam ruangan yang sama tanpa keluar bisa jadi membuat seseorang hampir gila, benar kan ? 
kayaknya teman-teman juga udah pada bilang kayak gitu di media sosialnya masing-masing ya, tapi bener banget sih bosennya, bayangkan, yang setiap harinya sudah dibentuk dengan rutinitas sedemikian rupa, yang harus bergerak ke tempat-tempat di luar, mendadak sebisa mungkin harus bisa melakukan segalanya dari rumah. Pasti kaget.

Bahkan untuk seseorang yang memang terbiasa 'anteng' di dalam kamar, aku pun sempat mengalami gejolak, awalnya mikir wah pasti seru nih bisa lebih ga capek, aku sudah punya niat mau marathon series/film yang belum sempat aku tonton, buku apa yang mau aku habiskan buat dibaca. Ternyata malah kayak bosen juga ya seharian di kosan aja. Ternyata introvert juga butuh recharge energi dengan berinteraksi sama orang lain haha. Sehingga mulailah join di online conference dengan beberapa orang di zoom. Mulai mengusir kebosanan dengan main game gartic yang tebak gambar itu hehe.
gartic.io tebak gambar online, clue gambarku selalu ajaib kata orang yang bermain bersamaku (source:dokumentasi pribadi)
Anyway, dari cukup banyak keterkejutan massal karena karantina mandiri ada beberapa hal yang  sesuatu positif dan cukup berkesan buat aku : 

Pola Hidup Sehat
Setelah dinyatakan harus karantina 14 hari harus kerja dari kosan, ternyata ini mengubah pola hidupku jadi lebih sehat sepertinya, sekarang udah langsung kebiasaan cuci tangan kalau habis beraktivitas apapun itu, terus jadi sering makan buah dan sayur karena anjuran dokter yang memantau. Habis itu meskipun di dalam ruangan, aku juga workout yang ringan-ringan gitu, jadinya kayak ada kesempatan buat bisa gerak-gerak juga. Habis itu berjemur di jam 10 an, biar mematikan virus katanya. Semoga setelah ini semua, jogging rutin ku terealisasi kembali (wacana ga nih)
berjemur in style((source:unsplash.com)


Konser Dari Rumah
Cara kreatif yang dilakukan oleh kak Nana (Najwa Shihab, akrab banget ya manggilnya ) untuk mengajak teman-teman musisi untuk konser dari rumah sekaligus menggalang dana yang digunakan untuk memberi support untuk teman-teman medis juga seperti ini


 Kemudian setelah itu muncul banyak video yang terinspirasi dari video kompilasi menyanyi bersama di rumah seperti beberapa video ini, kolaborasi jarak jauh lah ya ceritanya, tapi konser dari rumah ini cukup menyenangkan sih dilihat, kayak banyak semangat positif yang terhubung dan dikumpulkan lewat event ini aja gitu. Suka deh, mantap kak Nana

Menemukan harta karun talenta
Tidak sedikit dari teman-temanku yang di rumah pada discover potensi mereka, ada yang mempertajam hobi memasak mereka, praktekin resep baru , mencoba buat dalgona coffer yang sedang hits, entah kenapa si dalgona ini merebaknya kok pas pandemi gini ya hehe, secara pribadi tidak tertarik mencoba membuatnya sih. lebih mencintai kopi susu a*c favoritku yang tinggal aduk aja. Lalu ada juga yang pamer kemampuan untuk tiktok dan mulai nyaman disana, mungkin jika tidak ada jeda seperti ini, potensi mereka akan terus terpendam. Selamat datang para chef dan artis tik-tok baru.
Dalgona yang viral (source:unsplash.com)


Belajar Banyak Hal Baru
Kini setiap sore dan malam banyak publik figur yang pada nge-live di ig, entah itu sendiri atau kolaborasi dengan yang lain melakukan semacam webinar, tentunya juga share banyak ilmu disana, beberapa yang ada seperti LYLA shownya Pandji yang jokes challenge, acaranya mbak Ana yang kolaborasi dengan banyak orang yang expert di bidang masing-masing (duh aku fans barunya mbak Analisa Widyaningrum wkwk), kalau cantik dan pintar itu kok susah banget ya kalau ga dijadikan idola haha . Waktu itu lihatnya pas yang live bareng dr.tirta. asik sih pembawaanya. Masuk list lah pokoknya 


View this post on Instagram

Minggu sore di rumah aja? Yuk ikutan #ngobrolsoreAPDC bareng aku & @dr.tirta di IG LIVE "Special Weekend" jam 4 sore. . . Kita bakalan ngebahas tentang gimana sih dilema yang terjadi di masyarakat tentang #covid19 ini. . . Hal yang menjadi perhatian kami ini justru jauh lebih membahayakan, yaitu fenomena terjadinya phobia globally. Ketakutan serta keresahan sebagian besar masyarakat yang ironis membuat manusiawi dikesampingkan. Diskriminasi serta dilematis pun menjadi isu psikologis tersendiri. . . Seperti salah satunya yang terjadi di Kota Jogja, tempat kmi sama2 berkuliah,, ditemukan seorang yang memutuskan bunuh diri karena mendapatkan social pressure, padahal masih menjadi ODP. Belum lagi banyak penolakan yang muncul di berbagai daerah untuk pemakaman pasien yang diduga covid. We see humans but not HUMANITY. . . Lantas apa yang bisa kita lakukan sebagai generasi muda? Yuk jangan sampai ketinggalan yah obrolan kita berdua Hari INI tanggal 5 April 2020 jam 16.00 WIB di IG aku. . . Anyway ini postingan kedua setelah tanggal direvisi ya hehe Thankyou netizens yg udah mengingatkan😊
A post shared by Analisa Widyaningrum (@analisa.widyaningrum) on



Itulah beberapa hal yang aku dapat selama karantina mandiri ini, btw, sekarang ada keterangan waktu baru lho, yak benar 'setelah corona' wkwk. Banyak orang setelah corona katanya mau segala macam dan lain-lain tapi percayalah teman-teman peristiwa ini adalah peristiwa yang semakin menajamkan kemanusiaan kita. Apakah di saat kritis kita lebih bisa berempati, jadi manusia yang tidak egois, yang mau menanyakan kabar orang lain?  atau..Apakah tetap jadi orang yang bodo amat tetep nongkrong, tidak jaga kebersihan, mau menang sendiri ?

Untuk sementara, saat ini menjaga jarak adalah cara menyayangi yang paling tepat dengan orang yang kita kasihi, tetap terhubung walau jauh, segera kita akan lewati ini semua. jadi yang lebih baik lagi. jadi manusia yang pandai bersyukur. Tetap jaga kesehatan dan tetap waspada yaa. jangan takut.
Mau kan?
frondyff

You Might Also Like

0 komentar