Menyeduh identitas dalam cangkir sementara

18.02

Ketika kopi yang kita minum benar-benar enak masihkah kita mempersoalkan bagaimana keindahan bentuk cangkirnya ? 

Beberapa saat lalu sedang ramai-ramainya di media sosial soal para pria berseragam dan para pengagum juga penikmatnya. Entah ini disadari atau tidak ternyata cukup banyak para wanita yang memiliki crush dengan pria berseragam, mungkin bisa saja karena influence cowok drakor yang berseragam yaa. Waktu itu sih bahasannya tentang stereotipe bahwa para pria berseragam nantinya akan menikah dengan wanita yang ada di bidang medis. Entahlah, tapi setelah muncul foto pasangan-pasangan yang sesuai deskripsi, jadinya aku malah mikir ternyata bener juga ya..Bagaimana menurut kalian ?
Apakah Seri terpincut Kapten Ri karena seragamnya ? yap tentu bukan (sumber: netflix)

Hingga akhirnya di twitter muncul sebuah akun txtdariberseragam yang cukup jadi hiburan ku selama ini hehe, disana isinya sebuah screenshot chat tentang bagaimana cowok-cowok berseragam beraksi mendekati para wanita, utamanya sih para taruna yang sedang dalam pendidikan, namun yang disayangkan malah jadi overconfident dan terlalu mengedepankan "seragam"nya sebagai senjata utamanya. Hal itu akhirnya malah jadi bumerang dan berakhir di akun ini sebagai bahan lucu-lucuan. Ternyata update terkini akun itu sudah hilang di jagat dunia maya. Entahlah, bisa saja pihak terkait yang 'merasa' dilecehkan dan dijadikan guyonan kompak report akun mereka. 

Bungkus vs isi
Dibalik semua keriuhan itu akhirnya mengingatkanku kembali pada sebuah tulisan bijak dari Cak Nun
salah satunya tertulis demikian 

“Kecantikan dan Ketampanan” hanya bungkusnya;
“Kepribadian dan Hati” itu isinya.'

“Jabatan” hanya bungkusnya,
“Pengabdian dan pelayanan” itu isinya.

“Kharisma” hanya bungkusnya,
“Karakter” itu isinya.

Aksi overconfident tadi benar-benar menyodorkan bungkusnya saja tanpa memperdulikan isinya, malah membuktikan bisa juga tidak ada isinya. Padahal perlu disadari bahwa identitas kita itu sebagai human being bukan dari human doing. Identitas yang berasal dari luar diri kita, mungkin dari seragam kita, jabatan kita, itulah yang disebut human doing,yaitu dari apa yang kita lakukan. Sedangkan yang berasal dari diri kita adalah core value diri kita yang tidak akan berubah walau kita berganti posisi, pekerjaan dan apapun di luar kita.

Menyadari human being
Memang untukku sendiri yang juga "berseragam" walau cuma hari senin, sedikit banyak membuatku juga memikirkan kembali, apakah segala repetitive task yang aku lakukan sehari-hari ini cuma sekedar lewat, tidak ada kesannya, jika nanti aku berganti posisi atau saat aku sudah tidak bekerja lagi apakah aku berubah jadi orang lain lagi? Untuk itulah aku belajar sekarang untuk terus mengingat bahwa apapun yang aku lakukan sekarang harus kulakukan secara sadar, Menjadikan human being sebagai hal yang dihadirkan dalam hidup bukan human doing
Bayang-bayang identitas yang sebenarnya (sumber : unsplash.com)

Seragam memang menunjukkan identitas, tapi jika yang memakainya malah tidak mencerminkan identitas itu tentu saja jadinya tidak sesuai. Lagipula apakah selamanya 'bungkus' kita yang terus mendefinisikan siapa kita sebenarnya ? 
Utamakanlah isinya, namun rawatlah bungkusnya. 

aku tutup dengan pesan dari bro Einstein 
Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value.

frondyff

You Might Also Like

0 komentar