Kok bisa ya orang-orang seperti itu ?

10.38

Memang sudah menjadi sifat dasar manusia untuk berusaha lebih baik dari orang lain, kompetisi sering kita hadirkan dalam pikiran kita tiba-tiba, jika untuk tujuan yang baik dan semakin terpacu semangat, membandingkan itu hal yang baik, tapi jika malah membuatmu kehilangan diri sendiri? Untuk apa ? 


Comparison is a thief of joy
-Theodore Roosevelt

Bagaimana dengan quote di atas, apakah teman-teman setuju ? quote luar biasa itu dituliskan oleh Teddy Roosevelt,  presiden Amerika ke 26 yang familiar kita lihat peran bijaknya di film Night at the Museum. Meskipun pada zaman Teddy hidup belum ada social media, ternyata proses membandingkan kehidupan dengan orang lain sudah ada sejak dulu.

Menurut beberapa jurnal psikologi yang ada di artikel ini, 10% dari pikiran sehari-hari kita adalah tentang membanding-bandingkan dengan segala sesuatu yang membuat kita menjadi kurang bahagia. Apalagi didukung oleh paparan story dan feeds di social media yang seolah-olah membuat kehidupan orang lain itu mengasyikkan dan sungguh sempurna, sedangkan kehidupan kita flat dan tertinggal jauh di belakang. Hingga sering muncul meme seperti gambar di bawah ini : 
 Biasanya tulisannya "kok bisa ya orang-orang..."


Begitupun juga yang aku alami, melihat Liverpool akhiri puasa gelar liga inggris setelah 30 tahun membawa pikiranku membandingkan dengan Arsenal yang tak kunjung juara lagi, begini ya nasib para fans klub medioker huft, tapi apapun yang terjadi #TetapArsenal, karena hanya orang-orang terpilih saja yang bisa menjadi fans Arsenal 😉. Pernah juga saat masa remaja dulu, aku  membandingkan diri dengan cowok yang dekat dengan doi, mulai membandingkan fisik hingga kemampuan intelektual, mencari tahu strong dan weakness kompetitor, duh sungguh masa remaja yang penuh aksi tidak perlu haha

Namun semakin hari berjalan, aku juga semakin paham bahwa apa yang ada di social media itu pasti sisi terbaik yang orang-orang coba tampilkan, semua klub juga akan juara pada masa puncaknya, begitu juga pada subjektivitas orang memilih itu adalah hal yang nyata dan ada di luar kontrol kita. Namun tetap saja rasa membandingkan tak sengaja muncul di pikiranku, jiwa kompetitif ini tiba-tiba selalu tersulut dengan mudahnya hehe, Untuk mengontrol cara membandingkan dengan orang lain aku melakukan beberapa hal : 

Bandingkan dengan diri sendiri 
Seperti yang pernah aku post di sini , daripada sibuk membandingkan diri terus dengan orang lain, lebih baik membandingkan dengan diri kita di masa lalu, perubahan apa saja yang sudah kita lakukan untuk menjadi lebih baik, apa yang kita lakukan setidaknya untuk menjadi lebih baik dari kemarin. Hal itu justru membuat kita semakin mengenali diri kita sendiri. Memang tidak ada yang salah dengan kompetisi yang ada, namun yang salah adalah kompetisi dengan tujuan negatif dan saling menjatuhkan. Ketika berkompetisi dengan diri di masa lalu tidak ada yang perlu ditakutkan untuk kalah dengan manusia lain, karena kita sendirilah juga yang dibandingkan. Lagipula, pertumbuhan itu ada dalam kontrol kita sehingga lebih mudah bagi kita untuk mengukurnya.

Titik awalmu dengan titik puncak/tengah orang lain jelas hal berbeda
Hal yang membuat kita jadi lebih inferior adalah ketika yang dibandingkan adalah kesuksesan orang lain yang membutuhkan waktu tahunan dan pengorbanan banyak dibandingkan dengan kita yang baru saja mulai berjalan dan baru berkorban sedikit. Pinginnya langsung punya hasil instan seperti orang yang kita bandingkan. Mari belajar menghargai learning process ya teman-teman. Kelak kita pasti sampai, tekun dan terus bertumbuh, mari munculkan motivasi yang positif dari dalam karena semua punya timeline masing-masing, untuk itu setialah dalam prosesnya karena waktu Tuhan pasti yang terbaik

Pada akhirnya, tanyakan sekali lagi pada diri sendiri juga, apakah tujuan membandingkan diri dengan orang lain? puaskah jika nanti akhirnya unggul dan menang? Kemenangan itu bukankah cuma semu ? Bukankah lebih baik jika kemenangan itu adalah kemenangan atas diri sendiri di masa lalu? 

Selamat berjuang para pemenang !

frondyff

You Might Also Like

0 komentar